1.
|
Pendahuluan
|
|
Kosakata
(mufradat) adalah himpunan kata atau khazanah kata yang diketahui oleh
seseorang atau kelompok, atau merupakan bagian dari suatu bahasa tertentu.
Kosakata seseorang didefinisikan sebagai himpunan semua kata-kata yang
dimengerti oleh orang tersebut dan kemungkinan akan digunakannya untuk
menyusun kalimat baru. Kekayaan kosakata seseorang secara umum dianggap
merupakan gambaran dari intelejensia atau tingkat pendidikannya.
|
||
Menurut
Horn, kosakata adalah sekumpulan kata yang membentuk sebuah bahasa. Peran
kosakata dalam menguasai empat kemahiran berbahasa sangat diperlukan
sebagaimana yang dinyatakan Vallet adalah bahwa kemampuan untuk memahami
empat kemahiran berbahasa tersebut sangat bergantung pada penguasaan kosakata
seseorang. Meskipun demikian pembelajaran bahasa tidak identik dengan hanya
mempelajari kosakata. Dalam arti untuk memiliki kemahiran berbahasa tidak
cukup hanya dengan menghafal sekian banyak kosakata. (Mustofa: 2010 )
|
||
Seperti
halnya qawa’id, mufradat juga hanya merupakan sarana atau media, bukan tujuan
pembelajaran bahasa Arab itu sendiri. Karena itu, kurang tepat anggapan
sementara orang bahwa belajar bahasa asing itu tiada lain adalah mempelajari
kosakatanya. Tidak dipungkiri bahwa mufradat itu sangat penting dalam
pembelajaran bahasa asing termasuk Bahasa Arab, tetapi jika tidak digunakan
dalam struktur kalimat dan dikontektualisasikan, maka mufradat menjadi tidak
bermakna. (Muhbib; 2004)
|
||
Mufradat
yang kita gunakan itu sangat terkait dengan دَلالَة( makna ). Setidak-tidaknya
jika kita hendak memahami sebuah جُمْلَة (kalimat), ada empat tingkatan دلالة
yang harus kita perhatikan, yaitu (1)مُعْجَمِيَّةدلالة ( makna leksikal),
(2)صَرْفِيَّةدلالة( makna morfologis), (3)نَحْوِيَّةدلالة (makna gramatikal),
dan (4) تَنْغِيْمِيَّةدلالة (makna intonasi). Misalnya saja, ada
kalimat : الْمُجْتَهِدِيْنَعلّمَ المدرِّسُ تلاميذَه. Secara
leksikal, masing-masing kata berarti : mengajar – pendidik - murid-muridnya –
rajin. Jika dimaknai demikian, tentu orang tidak dapat memahami maksudnya
dengan baik. Kata pada جُمْلَة (kalimat) itu dimulai dengan فعل
ماض, maka صَرْفِيَّةدلالة(makna morfologis) nya menunjukkan telah atau sudah,
posisi الْمُدَرِّسُsebagai فاعل (subyek) dalam bahasa Indonesia mengharuskan
kita menempatkannya di awal kalimat, dan karena kata الْمُدَرِّسُitu berupa
isim ma’rifah (diawali dengan ال) , maka pengertiannya “pendidik itu”
bukan “seorang pendidik”. Sedangkan تَلامِيْذَkedudukannya sebagaiبِهمفعول
(obyek) dan الْمُجْتَهِدِيْنَadalah sifat ( نعت ) yang berkonotasi “yang”,
sehingga makna keseluruhannya adalah “Pendidik itu telah mengajar
murid-muridnya yang rajin”.
|
||
2.
|
Tujuan
Pembelajaran Mufradat
|
|
Tujuan
utama Pembelajaran mufradat adalah :
|
||
a.
|
Memperkenalkan
kosakata baru kepada peserta didik.
|
|
b.
|
Melatih
peserta didik untuk dapat mengucapkan kosakata itu dengan benar.
|
|
c.
|
Memahami
makna kosakata, baik secara denotatif/leksikal (berdiri sendiri) maupun
ketika digunakan dalam konteks kalimat tertentu (makna konotatif dan
gramatikal).
|
|
d.
|
Mampu menggunakan
kosakata tersebut dalam berekspresi, baik secara lisan (berbicara) maupun
tulisan (mengarang) sesuai dengan konteks yang benar.
|
|
Karena itu
ukuran/indikator penguasaan mufradat peserta didik bukanlah terletak pada
kemampuannya untuk menghafal mufradat itu, tetapi pada kemampuannya
menggunakan mufradat tersebut dengan tepat, baik sebagai sarana untuk
memahami teks, maupun sebagai sarana berekspresi ta’bir tersebut. Dengan kata
lain, Pembelajaran mufradat berfungsi sebagai media untuk mengembangkan kemampuan
peserta didik dalam berkomunikasi dalam bahasa Arab, baik aktif maupun pasif.
|
||
3.
|
Prinsip-prinsip
Pembelajaran Mufradat
|
|
Kekayaan
Mufradat yang dimiliki oleh bahasa Arab termasuk sangat melimpah, bahkan
mungkin paling banyak di antara bahasa-bahasa di dunia. Walaupun belum ada
hasil penelitian yang menunjukkan mengenai jumlah pasti kosakata Arab, tetapi
dapat dipastikan bahwa jumlahnya ribuan bahkan jutaan kata. Kamus Arab
terbesar dan terlengkap, Lisan al-‘Arab karya Ibnu Manzhur itu terdiri dari
20 jilid tebal, tentunya memuat ratusan ribu derivasi dan kosakata.
|
||
Oleh
karena tidak mungkin dan bahkan mustahil semua kosakata/Mufradat
diajarkan, maka diperlukan adanya prinsip-prinsip dalam pemilihan
Mufradat. Dan seorang pakar menyebutkan ada tujuh prinsip dalam pemilihan
Mufradat, (Hendra; 2006)yaitu :
|
||
a.
|
التواتُر (
Frekuensi). Kata yang frekuensi penggunaannya sering/banyak harus
diprioritaskan untuk diajarkan daripada yang jarang digunakan. Contohnya :
kata نَهْر harus lebih diutamakan daripada kata تُرْعَة yang sama-sama
berarti sungai, karena yang kedua jarang digunakan. Bahkan hanya kata نَهْر
yang digunakan dalam Al-Qur’an.
|
|
b.
|
التوزّع
أوالمدى (Range). Maksudnya, mengutamakan penggunaan kata-kata yang digunakan
oleh banyak negara Arab daripada oleh sebuah negara Arab. Standar dan
acuannya adalah Mu’jam al-Rashid al-Lughawy li al-thifl al-‘araby yang
disusun oleh ISESCO.
|
|
c.
|
المتاحية
(Ketersediaan, availability). Maksudnya, kata yang dikuasai oleh seseorang
ketika hendak digunakan lebih diutamakan daripada yang tidak diketahuinya.
Misalnya kata جلس hampir pasti lebih dahulu diketahui dan dikuasai peserta
didik daripada kata قعد .
|
|
d.
|
الألفة
(Familiar), maksudnya, kata yang lebih familiar (sering didengar dan
digunakan) harus diprioritaskan pembelajarannya daripada kata yang jarang dan
langka, meskipun mempunyai kesamaan arti. Misalnya, kata شمس pasti lebih
familiar bagi kita daripada kata ذُكاء .
|
|
e.
|
الشمول
(Ketercakupan,coverage). Maksudnya, satu kata yang pengertiannya mencakup
banyak hal perlu diprioritaskan daripada kata yang hanya dapat digunakan
dalam satu bidang saja. Misalnya, kata بيت dan kata منزيل. Kata بيت
jelas lebih konprehensif daripada kata منزيل , karena kata yang
pertama (بيت )mencakup berbagai bidang seperti ungkapan :بيتالابرة
(البوصلة), بيت الأنكبوت, القصيدبيت ,اللهبيت , المالبيت, ......
|
|
f.
|
الأهمّية
(Kepentingan, signifikance). Maksudnya, kata yang sedang diperlukan dan
dianggap penting untuk diketahui dan digunakan harus lebih diprioritaskan daripada
yang sedang tidak atau kurang dibutuhkan.
|
|
g.
|
العروبة
(Kearaban). Maksudnya, kata yang berasal dari bahasa Arab sendiri harus lebih
diutamakan daripada pinjaman atau yang diserap dan diarabkan. Contohnya :
kata الهاتفlebih utama daripada التلفون , meskipun peserta didik lebih dahulu
mengenal kata yang kedua (التلفون ). Dalam konteks ini, pendidik dapat
menjelaskan ma’na kata yang pertama (الهاتف ) dengan menyebut kata yang
kedua (التلفون ) sebagai sinonimnya, sehingga pemahaman peserta
didik menjadi lebih cepat dan mantap. Demikian pula kata-kata
المدياع,الحاسوب,الجوّال harus lebih diprioritaskan daripada kata-kata :
الراديو,الكومبيوتر,الموبيل
|
|
4.
|
Teknik
Pembelajaran Mufradat
|
|
Tidak
jarang orang bertanya :”Berapa jumlah mufradat yang harus dikuasai (tidak
harus dihapal) agar seseorang dapat lancar berkomunikasi lisan atau tulisan
dengan bahasa Arab?” Sebagian pakar berpendapat bahwa pelajar tingkat dasar
(pemula) cukup menguasai 750 – 1.000 kosakata, tingkat menengah 1.000 – 1.500
kosakata, dan tingkat lanjutan 1.500 – 2.000 kosakata. Pakar lain menyatakan
bahwa mengajar anak dengan 2.000 – 2.500 kosakata pada tingkat dasar cukup
untuk membuatnya mampu berkomunikasi dan memenuhi kebutuhan hidupnya, dengan
syarat mereka menguasai setruktur kata dan cara menggunakan kamus. Ada lagi
yang berpendapat bahwa penguasaan 3.000 – 5.000 kosakata cukup untuk menjamin
kelancaran dalam membaca berbagai karya tulis dalam berbagai bidang.
|
||
Terlepas
dari perbedaan tersebut, proses pembelajaran Bahasa Arab, antara lain harus
diarahkan pada pengembangan kosakata ( tanmiyat al-mufradat ) agar peserta
didik memiliki perbendaharaan (modal kebahasaan) yang memadai, sehingga
timbul keberanian untuk berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan. Kelemahan
pelajar kita pada umumnya adalah kekurangan penguasaan kosakata.
|
||
Ada dua
metode yang biasanya digunakan dalam pembelajaran mufradat, khususnya dalam
memperjelas makna kosakata, yaitu : metode kontekstual (السيّاقيّةالطريقة)
dan metode non-kontekstual (الطريقة غيرالسيّاقيّة). (Matsna; 2004) Metode
kontekstual dimaksudkan sebagai cara menjelaskan kosakata melalui
kontekstualisasi kata dalam setruktur kalimat. Asumsinya adalah bahwa satu
kata dalam bahasa Arab terkadang mempunyai banyak makna, sehingga agar makna
difahami, makna kata itu harus diletakkan struktur kalimat secara
kontekstual. Misalnya kata فَتَحَ , maknanya tidak sekedar membuka
secara fisik semata, tetapi juga berkonotasi mendirikan, memperoleh
kemenangan, memudar, dan sebagainya. Perhatikan contoh kalimat berikut ini :
|
||
فتحالطالبالكتاب ·
|
||
فتحأحمدمتجرا ·
|
||
فتحاللهغليك ·
|
||
انّافتحنالكفتحامبينا ·
|
||
.فتحلونالقميصفصارأبيضبعدأنكاناصفر ·
|
||
Demikian
pula, ketika menjelaskan makna harf min (مِنْ), pendidik perlu melakukan
kontekstualisasi agar ragam makna min (مِنْ) dapat difahami dari konteks
kalimatnya, baik yang berarti dari, sebagian/termasuk, maupun yang bermakna
di dan karena.
|
||
Adapun
Teknik/Langkah-langkah yang dapat ditempuh pendidik dalam menjelaskan makna
mufradat, adalah sebagai berikut (Muhbib; 2004) :
|
||
1.
|
Menunjuk/memperlihatkan
(اشارةأوابرازاشياء ) benda atau sesuatu yang langsung berhubungan dengan
kosakata yang sedang diperkenalkan atau diajarkan, seperti kataكرسى
dengan menunjuk kursi yang ada dekat pendidik atau yang sedang diduduki
peserta didik; dan kata قلم sambil memperlihatkan pena pendidik atau memegang
dan mengangkat pena peserta didik. Jika bendanya tidak mungkin dihadirkan,
pendidik dapat menggunakan gambar, membuat sket, ilustrasi dan
sebagainya.
|
|
2.
|
Dramatisasi
(تمثيلالمعنى). Dalam hal ini memperagakan “membuka buku” untuk menjelaskan
makna kata kerja يفتح - فتح atau menulis pelajaran pada papan tulis untuk
menjelaskan makna kata يكتب - كتب .
|
|
3.
|
Bermain
peranan (لعب الدور). Dalam hal ini pendidik dapat memainkan peran sesuai
dengan kosakata yang hendak diajarkan. Misalnya, pendidik memerankan orang
yang sedang merasa kesakitan, untuk menjelaskan kata يحسّ بألمatau
menjelaskan ungkapan مريضأنا .
|
|
4.
|
Menyebutkan
antonim ( ذكرالمتضادات). Misalnya, ketika menjelaskan kata ساخن ,
pendidik dapat menyebutkan antonimnya, yaitu بارد .
|
|
5.
|
Menyebutkan
sinonim ( ذكرالمترادفات). Misalnya ketika menjelaskan kata صمصام,
pendidik dapat menyebutkan sinonimnya, yaitu سيف.
|
|
6.
|
Memberikan
asosiasi makna ( تداعيالمعاني). Ketika menjelaskan kata عائلة pendidik
dapat memberikan asosiasi dengan menyebutkan kata-kata seperti زوج,
زوجة, أولاد, شقيقأخ, ... . hal ini penting dilakukan agar pikiran peserta
didik tertuju kepada suatu pengertian, yaitu keluarga.
|
|
7.
|
Menyebut
akar kata dan devirasinya (ومشتقاتهاذكرأصل الكلمة). Ketika menjelaskan kata
مكاتبة , pendidik dapat menunjukan akar kata berikut beberapa devirasi atau
yang menjadi turunannya, seperti كتب, كتاب, كاتب, مكتوب, ..., sehingga
peserta didik berusaha memahaminya sesuai dengan konteks kalimatnya.
|
|
8.
|
Menjelaskan
maksud atau pengertian kata melalui definisi, ciri-ciri, dan sebagainya.
Misalnya, ketika berusaha memahamkan maknaكنيسة , pendidik dapat menyetakan
يعبد ويصلّي فيه النصارىمكان . pendidik dapat juga menyebut nama yang bagi
peserta didik langsung dapat difahami, seperti : "ريفوبليكا" جريدة,
"موناس"برج , "بوروبودور"معبد , وغيرها
|
|
9.
|
Meminta
peserta didik membaca berulang kali, terutama ketika mendapat kosakata baru
dalam sebuah teks. Dengan beberapa kali membaca dan menerka kata tertentu
dalam teks itu, niscaya maknanya dapat difahami.
|
|
10.
|
Membuka
dan mencari makna kata dalam kamus (القاموسالبحث في).
|
|
11.
|
Menterjemahkan
langsung ke dalam bahasa Ibu. Ini merupakan jalan pintas dan cara terakhir
bila seluruh cara tidak dapat dilakukan dan peserta didik tidak juga memahaminya[s1] dengan baik. Pendidik diharapkan tidak “memanjakan”
peserta didiknya dengan cara terakhir ini, karena hal ini dapat berdampak
negatif terhadap perkembangan kebahasaan peserta didik, seperti malas
berfikir, malas mencari dalam kamus, malas berasosiasi, dan sebagainya.
|
|
5.
|
Penutup
|
|
Demikianlah
sekilas tentang pembelajaran mufradat dalam pembelajaran bahasa Arab. Mudah-mudahan
Allah SWT memudahkan kita semua dalam mendidik putra putri Indonesia dan
menanamkan kecintaan terhadap ilmu bahasa Arab serta berbahasa Arabaktif
maupun pasif, amin.
|
||
Sabtu, 05 Desember 2015
bahasa arab 1
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar