Sabtu, 05 Desember 2015

tujuan mempelajari mufrodat

Tujuan Pembelajaran Mufrodat
Tujuan umum pembelajaran kosakata (mufrodat)bahasa Arab adalah sebagai berikut:

1.    Memperkenalkan kosakata baru kepada siswa atau mahasiswa, baik melalui bahan bacaan maupun fahm al- Musmu’

2.    Melatih siswa atau mahasiswa untuk dapat melafalkan kosakata itu dengan baik dan benar karena pelafalan yang baik dan benmar mengantarkan kepada kemahiran berbicara dan membaca secara baik dan benar pula



3.    Memahami makna kosakata, baik secara denotasi atau leksikal (berdiri sendiri) maupun ketika digunakan dalam konteks kalimat tertentu (makna konotatif dan gramatikal)

4.    Mampu mengapresiasi dan memfungsikan mufradat itu dalam berekspresi lisan (berbicara/ الكلام ) maupun tulisan (mengarang/ الإنشاء) sesuai dengan konteksnya yang benar


Strategi Pembelajaran Mufradat

            Metode pembelajaran pada hakikatnya adalah teknik-teknik dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa yang jenisnya beragam dan pemanfaatannya disesuaikan dengan kebutuhan. Begitu pula halnya dengan pembelajaran bahasa Arab khususnya kosakata (mufradat) ini menuntut adanya metode-metode dasar yang dapat diterapkan tanpa mengharuskan adanya sarana-sarana yang tidak terjangkau oleh lembaga-lembaga pendidikan yang mengajarkan bahasa Arab. Namun bila ada sarana dan media yang memadai tentunya akan lebih baik dan sangat membantu suksesnya metode-metode dan teknik-teknik pembelajaran yang akan dikemukakan dibawah ini:

1)    Tingkat dasar (مبتدء)

a.    Menggunakan nyanyian/ lagu dalam pembelajaran bahasa arab, dapat dibedakan antara bernyanyi sambil belajar dan belajar sambil bernyanyi. Penggunaan lagu dalam pembelajaran mufradat dapat menghilangkan kejenuhan belajar, dan dapat memberikan kesenangan kepada pembelajar, dapat meningkatkan penguasaan mufradat atau menambah perbendaharaan mufradat

b.    Menunjukkan benda yang dimaksud seperti mendatangkan sampelnya atau benda aslinya, contoh: pengajar menunjukkan pensil di depan siswa pada saat belajar meyebutkan kalimat مرسم dan menunjukkan baalpoint ketika menyebut kalimat  قلم

c.    Meminta siswa membaca berulang kali, pengajar bisa meminta siswa menbaca kosaka baru yang didapatkan dari sebuah teks berulang kali, sehingga diharapkan dia dapat menemukan artinya setelah merangkai dengan kata yang lain dalam teks yang dibacanya
d.    Mendengarkan dan menirukan bacaan, dan mengulang–ngulang bacaan serta menulisnya bacaan serta menulisnya sampai siswa benar-benar paham dan menguasainya

2)    Tingkat menengah (متوسط)

a.    Menggunakan peragaan tubuh
Guru dapat menunjukkan makna kosakata yang hendak di ajarkan dengan memperagakan, seperti pengajar memperagakan orang yang sedang makan, untuk menjelaskan kata أكل yang berarti makan

b.    Menulis kata
Penguasaan siswa terhadap kosakata akan sangat terbantu bilamana ia diminta  untuk menulis kata-kata yang baru dipelajarinya (dengar, ucap, paham, baca) mengingat karakteristik kata tersebut masih segar dalam ingatan siswa

c.    Dengan bermain peran
Seperti pengajar memerankan orang sakit yang memegang perut dan dokter memeriksanya. Bentuk bermain peran ini biasanya dilaksanakan dengan bermain drama (مصرهية)

d.    Memberikan persamaan kata (sinonim)
Guru dapat memberikan kata yang mempunyai makna yang sama, tetapi menggunakan kosakata yang berbeda, seperti waktu pengajar menyebutkan kata قعد  pengajar dapat menyebutkan sinonimnya جلس

e.    Memberi lawan kata (antonim)
Guru dapat memberikan kata yang maknanya berlawanan dengan kosakata yang hendak diajarkan seperti pengajar dapat menjelaskan kata thawiil (طويل), dengan menyebutkan lawan katanya, yaitu qhashiir (قصير).

f.     Memberikan asosiasi makna
Guru dapat menjelaskan kata madrasah dengan memberikan asosiasi dengan menyebutkan kata-kata seperti: thaalib, mudarris, sabburah, dan lain-lain, sehingga pikiran siswa akan tertuju padaa suatu pengertian, yaitu sekolah. Contoh:
المدرسة – الطالب، المدرسة، السّبّورة.....
الفواكه   – العنب، البرتقال، التّفّاح..........
الفلاح    – المزرعة، البقر، الحشيش.......

g.    Guru menyebutkan akar kata dan derivasinya (kata yang mengalami perubahan)
Guru dapat menjelaskan kata maktab dengan menggunakan akar katanya beserta derivasinya, seperti:  kataba, yaktubu, kitabah dan seterusnya. Hal ini bisa membantu siswa memahami kosakata sesuai dengan perubahan kalimatnya.



3)    Tingkat lanjut (متقدّمين)

a.    Menjelaskan makna kata dengan menjelaskan maksudnya
b.    Mencari makana kata dalam kamus. Ketika mengajarkan kosakata baru, pengajar   dapat meminta siswa langsung mencari maknanya melalui kamus.
c.    Mangacak mufradat agar menjadi susunan kata yang benar.
d.    Meletakkan kata dalam kalimat.
e.    Menyusun kalimat yang benar dari beberapa mufradat yang telah disediakan.
f.     Membarikan harakat pada kata.
g.    Menerjemahkan kosakata ke dalam bahasa ibu, cara ini merupakan jalan terakhir, ketika seluruh cara digunakan tidak mampu memberi pemahaman siswa. Guru tidak di anjurkan terburu-buru menggunakan cara ini. Karena cara ini berdampak negative terhadap perkembangan kebahasaan siswa, seperti malas membuka kamus, berasosiasi dan sebagainya.

                    Efendy menjelaskan lebih rinci tentang tahapan-tahapan dan teknik-teknik pembelajaran kosakata (mufradat) atau pengalaman siswa dalam mengenal dan memperoleh makna kat, sebagai berikut:

1.    Mendengarkan kata. Ini merupakan tahapan pertama yaitu dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendengarkan kata yang diucapkan pengajar atau media lain, baik berdiri sendiri maupun didalam kalimat.

2.    Mengucapkan kata. Dalam tahapan ini, pengajar memberi kesempatan kepada siswa untuk mengucapkan kata yang telah didengarnya.


3.    Mendapatkan makna kata. Pada tahap ini pengajar hendaknya menghindari terjemah dalam memberikanarti kata kepada siswa, karena apabila hal itu dilakukan maka tidak akan terjadi komunikasi langsung dalam balam bahasa yang sedang dipelajari, sementara makna kata pn akan cepat dilupakan oleh siswa.

4.    Membaca kata. Setelah melalui tahap mendengar, mengucapkan dan memahami makna kata-kata (kosakata) baru, pengajar menulisnya dipapan tulis.


5.    Menulis kata. Penguasaan kosakata siswa akan sengat terbantu jika ia diminta untuk menulis kata-kata yang baru dipelajarinya (dengar, ucap, paham, baca) mengingat karakteristik kata tersebut masih segar dalam ingatan siswa.

6.    Membuat kalimat. Tahap terakhir dari kegiatan pembelajaran koasakata adalah dengan menggunakan kata-kata baru itu dalam kalimat yang sempurna, baik secara lisan maupun kalimat.


                    Pada dasarnya pembelajaran mufradat itu sangat mudah sekali, yang terpenting adalah pengajar mampu menguasai kelas dengan baik dan mampu menggunakan strategi yang benar. Apalagi dalam pembelajaran ditunjangoleh fasilitas, sarana dan prasarana yang memadai demi tercapainya keberhasilan sesuai dengan indicator yang ditentukan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar